Gei School Otokogumi!! -Summer Time- (Chapter 5)

Posted: July 21, 2008 by Kyrie Kai-ka in Fanfic
Tags: , , , , ,

Title : Gei School Otokogumi!! -Summer Time- (Chapter 5)

Author : QcHie~Keka~

Genre : Drama, comedy yaoi (????)

Fandom : J-Rock randomize

Pairing : (???)

Note: cerita sebelonnya cari ajah di index ini

===555===

“Kita sampai.”

Laki-laki itu memberhentikan laju mobilnya saat tiba di halaman sebuah rumah dengan arsitektur klasik Eropa.

Jui menatap bangunan di hadapannya. Meskipun samar, namun wajah kekaguman terlihat di wajahnya yang terbingkai indah dengan rambutnya yang berwarna pirang kecoklatan.

Butuh waktu beberapa saat sampai Jui memutuskan keluar dari mobil dan mengikuti langkah laki-laki bertubuh ramping itu dengan ragu-ragu. Ia masih terus bertanya-tanya… dimana ia sekarang? Dan apa yang harus dikerjakannya di tempat ini??


“Masuklah Jui, ini rumahku.” Ucap laki-laki itu setelah membuka pintu rumah yang diakuinya sebagai miliknya.

Jui tidak menyangka rumah salah seorang senseinya begitu megah. Ia memang tahu bahwa sebagian dari mereka adalah orang kaya dan bekerja sebagai tenaga pengajar hanya untuk mengisi waktu dan mencari kesenangan saja. Tapi Jui tidak menyangka bahwa salah seorang dari mereka bisa memiliki rumah semegah ini.

Semua desain interior dan exterior diatur seperti sebuah istana klasik Eropa, sehingga saat Jui masuk ke dalamnya, ia merasa memang sedang mengunjungi istana di Eropa dan bukan berada di Jepang.

Kamijo tahu pemuda tanggung itu mengagumi rumahnya, tapi bukan itu yang ia harapkan. Ia ingin membuat Jui merasa senyaman mungkin berada di rumahnya tanpa terlihat canggung seperti sekarang ini. akan sangat susah baginya mendekati pemuda itu jika ia tampak seperti menjaga jarak dan tidak ingin seorang pun mendekatinya. Meskipun demikian, namun sikap Jui yang seperti itu justru membuat Kamijo penasaran dan semakin memperlihatkan betapa lucunya pemuda itu.

===555===

“Ayo kita mulai saja.” Seru Tsukasa pada kedua temannya, Wataru dan Maru.

“Hanya kita bertiga?!” Maru melirik secara bergantian wajah Tsukasa dan Wataru. “Shunsuke pergi kemana?”

Tsukasa tampak menggeleng. “Tadi dia bilang ada urusan mendadak. Sudah biarkan saja. Memangnya kenapa kalau hanya bertiga?”

“Gak seru ah.” Maru menghempaskan tubuhnya ke belakang dan bersandar pada bantalan sofa yang empuk dan membuatnya nyaman.

“Kita pulang aja.”

“Ah.. Waki jangan ngomong gitu dong.. kan kita sudah jauh-jauh kemari. Aku mau dengar kalian nyanyi. Ayo cepat nyanyikan satu lagu untukku!” Tsukasa terdengar memaksa.

“Kenapa gak kamu aja yang mulai duluan?!”

“Aku?!” Tsukasa tampak malu-malu. “Suaraku kan jelek. Kalian aja..”

Maru tampak bermalas-malasan saat mengambil list lagu dari tangan Tsukasa. Setelah melihat dan menimbang-nimbang, akhirnya ia memutuskan satu lagu.

Tsukasa tampak berseru dan memberinya semangat. “Yeaa.. ROCKIN MARU!!” dalam pikirannya, Tsukasa membayangkan Maru akan membawakan salah satu lagu yang ngerock abizz!!

Tapi ternyata tidak sodara sodara..

Maru mulai mengeluarkan goyangan yang tampak tidak asing.

Tsukasa melongo.. “Waki.. kamu liat itu..”

Wataru tidak bergeming saat Tsukasa menanyainya. “Hei hei.. Waki.. kayaknya Maru mulai aneh deh.” Tsukasa mulai menyenggol dan menyikut-nyikut Wataru yang duduk di sampingnya. Tapi pihak yang disenggol tetap tidak bergeming sampai Tsukasa harus menolehkan wajah ke arahnya. Wataru tampak menunduk dengan gaya cool.. sangat sangat cool. “Eh Waki.. Kamu ngapain sih?” Tsukasa bertanya bingung.

Wataru mulai mengangkat wajahnya dan nyengir. “hehe.. lagi ngupil.” Ucapnya tanpa beban.

Tsukasa makin melongo.. cakep cakep doyan ngupil. Gumamnya dalam hati. “Trus ngapain pake nunduk sgala??”

“Gak elit dong ah orang cakep ngupil ngekspos ke kamera, makanya nunduk.” Ucapnya ngeles.

Hee?? Stres juga ni cowok.. Yasuw dah lah.. Tsukasa kembali mengalihkan pandangannya pada Maru yang mulai melakukan gerakan manuver berputar ke kiri dan ke kanan sambil menyanyikan salah satu lagu dari boyband terkenal NewS.

“Err.. jangan sampe om Joniz ngeliat ini..”

Tsukasa manggut-manggut mendengar ucapan Wataru. Mereka sama-sama tak sanggup membayangkan jika Maru menjadi salah satu anak asuh om Joniz. Bisa-bisa ntar disodomi. Begitu pikir mereka berdua. Dan sebelum hal itu terjadi, mereka sudah lebih dulu memaksa Maru menghentikan dance dan nyanyiannya, lalu memaksanya pergi meninggalkan tempat karaoke itu.

===555===

Shou mulai tidak nyaman dengan tatapan mata mata itu. Mereka pasti mulai membayangkan ‘hal yang tidak tidak’ tentang dia dan Saga. Dan ironinya memang nyaris terjadi ‘hal yang tidak tidak’ sesaat tadi.. ‘hal yang tidak tidak’ itu akan berjalan sukses jika saja manusia-manusia yang ada di hadapannya ini tidak muncul tiba-tiba.

“Ngapain sih kalian semua tiba-tiba ke rumahku?!” Tanya Shou tampak sewot.

Chiba beringsut mendekatinya, ingin menggoda si manis itu. tapi Giga seperti biasa sudah memeluknya dari belakang. Menjatuhkan kepalanya di pundak Chiba dan menunggu beberapa saat hingga si jangkung itu bisa menciumi si mungil Chiba.

Bagus Giga.. terus aja seperti itu. ucap Shou dalam hati.

“Ng.. Shou.. kami semua mau menginap disini..”

Shou melotot pada Hiroto. “Hee?!! Yang bener aja!! Emangnya disini hotel?!!!” Shou protes.

“Tapi ibumu gak keberatan.”

Semua mengangguk dengan ucapan Hiroto kecuali Shou dan Saga tentunya.

“GAK BISA GAK BISA!! HUSH HUSH.. PULANG SANAH!!” Shou mengusir mereka semua seperti mengusir ayam.

“Ini Shou.. usir pake ini.” Saga menyerahkan kacang ijo pada Shou. Dan Shou menerimanya lalu melempari mereka semua dengan kacang pemberian Saga itu. Persis seperti upacara pengusiran setan.

“Yang bener aja Shou!! Emangnya kita setan?!!” Kali ini Hiroto yang protes.

“hkikihkikikii.. biarlah Pon kalo Shou dan Saga keberatan. Memang gak seharusnya kita disini. Ayo bocah-bocah sekalian.. sepertinya kita perlu membicarakan sesuatu dengan ibu Shou perihal masa depan Shou dan Saga.”

“Diem kamu pendek!!” Shou melempar lebih banyak kacang ijo kearah Chiba. “Memangnya kamu mau ngomong apa ke emakku?!!” Tanya Shou berapi-api.

“Ng.. itu.. kita cuma mau menyarankan pada ibumu untuk membawamu dan Saga ke dokter. Jaga jaga kalo seandainya salah satu kalian ada yang get pregnant.. hkahkahkahkaa..” Chiba terbahak-bahak sampai Saga perlu menendangnya keluar angkasa untuk membuatnya berhenti tertawa.

“Terserahlah kalo kalian mau menginap disini.” Shou menyerah pada akhirnya. Meskipun sebenarnya ia tidak menerima kehadiran mereka semua.

===555===

Ouch.. Jui.. sepertinya kau dalam bahaya..

Jui merasakan firasat itu saat Kamijo mulai menawarinya minuman yang tampak aneh. Dari baunya tercium aroma alkohol yang tampak menggoda.

“ng.. sensei.. sepertinya aku belum boleh minum minuman yang seperti ini.” ucap Jui berusaha menolak sopan dengan alasan yang logis.

Kamijo tertawa. “Tidak apa Jui. Hanya sedikit tidak akan membuatmu mabuk.”

“Demo sen– ”

“Sudahlah minum saja.”

Kali ini Kamijo menatapnya tajam. Jui jadi tidak enak untuk menolaknya. Ia menatap gelas berisi cairan memabukkan itu beberapa saat sampai akhirnya ia mulai mengangkat gelas itu dan menempelkan bibir gelas itu di bibirnya sendiri.

Perlahan cairan itu meluncur dari bibir gelas ke bibirnya lalu masuk ke dalam mulutnya. Rasanya tidak enak seperti dalam bayangan Jui. Mungkin karena ini pengalaman pertamanya.

Karena rasa tidak enak itu, Jui jadi tidak terlalu banyak menegak cairan itu. tapi Kamijo semakin menatapnya tajam seperti meminta Jui dan memaksanya menghabiskan cairan itu. Jui bodoh karena mau saja.

Jui.. sebenarnya apa yang kamu pikirkan ini..

Meskipun batinnya menolak, tapi tindakannya sama sekali berlawanan. Jui menghabiskan cairan memabukkan dari gelas itu. Setelah meminumnya, ia mulai merasakan panas di sekujur tubuhnya.

Padahal hanya sedikit, tapi sepertinya minuman itu sudah cukup membuatnya mabuk. Kepalanya pusing, mungkin disebabkan karena ia tidak biasa meminum minuman beralkohol.

“Kau baik-baik saja Jui?”

Jui hanya menggeleng. Ia ingin mengatakan bahwa ia baik-baik saja, tapi kenyataan mengatakan bahwa ia sedang tidak baik saat ini.

“Aku sedikit pusing.”

“Itu wajar. Setelah terbiasa.. nanti kau juga tidak akan merasakannya.”

Jui melihat senseinya meminum cairan yang sama seperti dirinya. Tapi laki-laki itu tampak baik-baik saja. Dalam bayangan Jui, Kamijo terlihat seperti seorang bangsawan yang sangat anggun. Bahkan gerakannya yang minimalis sudah cukup membuat Jui terpesona. Kamijo meletakkan gelas anggurnya di meja lalu menjilati bibirnya sendiri yang basah oleh cairan itu.

Pandangan Jui mulai kabur. Kamijo hanya terlihat seperti sebuah siluet, namun siluetnya terlihat begitu sempurna.

Jui mulai menyadari bahwa senseinya itu sangat menggoda. Kesadaran yang tidak masuk akal. Apa ini karena pengaruh anggur memabukkan yang diminumnya…

Kamijo tahu ini saat yang tepat untuk mendekati pemuda itu. Jui masuk perangkapnya. Sesuai dugaannya.. ternyata Jui masih sangat polos. Kamijo berpindah posisi menjadi di samping Jui.

Jui diam saja saat Kamijo mulai menyentuh wajahnya dengan kedua tangannya. Kamijo menatap lekat wajah Jui yang mulai tampak tidak berdaya. Sedikit lagi sampai Jui pasrah dengan apapun yang akan terjadi padanya. Dan itulah saat yang sangat Kamijo nanti-nantikan (Keka: dasar kakek pervert!!)

Jui kembali diam saat Kamijo mulai membelai rambutnya. Entah apa yang ada dipikirannya..

“Kau manis sekali Jui..”

Kali ini Kamijo mulai berbisik di telinganya. Jui tetap diam . Ia hanya merasa diawang-awang. Sampai tidak sadar jika saat ini Kamijo mulai mendekatkan wajahnya menjadi sangat dekat dengan wajah Jui.

Jui juga tidak sadar saat Kamijo menyentuh dagunya, mengangkat lembut wajahnya. Bibir Jui.. Kamijo ingin mendapatkan itu…

Sadarlah Jui…

Tidak akan pernah.

Kamijo tertawa dalam hati saat ia mulai mendapatkan bibir itu. membelainya dengan lembut untuk beberapa saat sampai akhirnya bergerak lebih jauh.. membuka bibir itu dengan gerakan lidahnya. Menghisap bibir Jui lebih dalam.. lalu memasukkan lidahnya, berusaha memberikan kenikmatan untuk dirinya sendiri dan mengajarkan Jui sesuatu.

Ini untuk kegiatan ekstrakurikuler dirimu Jui.. begitu pikir Kamijo. (Keka: sekate kate ni kakek *siap siap nyambit pala Kamijo*)

Baru beberapa detik Kamijo menikmati bibir Jui. Namun, mendadak pintu ruangannya diketuk.

Kamijo merasa terganggu dengan ketukan pintu yang semakin lama semakin keras. Mau tidak mau ia melepaskan Jui lalu membuka pintu bermasalah itu.

“Maaf sensei.. aku ingin menyerahkan ini.”

“Apa itu?” Kamijo bertanya pada pemuda berwajah dingin itu.

“Tugas hipotesa yang sensei tugaskan padaku kemarin.”

Kamijo menatap pemuda itu seperti tak percaya. Ia tersenyum. “Itu bisa kau serahkan nanti setelah liburan musim panas berakhir. Kau terlalu tergesa-gesa Shunsuke. Dan kau tidak perlu repot-repot mengantarnya langsung ke rumahku.”

“ah itu karena kebetulan saja aku lewat di dekat sini dan lagipula..”

Shunsuke terdiam. Menatap sesuatu ke dalam ruangan.

Kamijo tahu apa yang sedang diperhatikan pemuda jenius itu.

“Jui?? Ternyata Jui ada di rumah sensei..” Tanpa menunggu perintah, Shunsuke langsung masuk ruangan itu.

Kamijo kembali menatap pemuda itu. tidak biasanya Shunsuke bersikap seperti itu. selama ini memang hanya Shunsuke murid yang pernah mengunjungi rumahnya, tapi biasanya Shunsuke tidak akan pernah bersikap lancang sampai harus mengetuk pintu ruangan pribadinya dengan keras lalu masuk begitu saja tanpa menunggu dipersilahkan.

“Hei Jui.. apa yang kau lakukan di rumah sensei? Bukannya siang ini kau memintaku datang ke rumahmu..”

Jui tetap diam. Ia hanya menundukkan wajahnya dan tampak lemas. “Kau baik-baik saja Jui..” Shunsuke memegang kedua bahu teman sekelasnya itu.

“Dia tidak apa-apa Shunsuke. Hanya sedikit tidak enak badan. karena itu aku membawanya pulang ke rumahku.” (Keka: dasar kakek tukang ngibul!!)

“Kenapa tidak sensei antar dia pulang ke rumahnya kalau keadaannya memang tidak baik seperti ini?” Tanya Shunsuke bersikap kritis.

“Ah itu.. karena aku tidak tahu dimana rumahnya.” (Keka: dasar kakek tukang ngeles!)

“Oh begitu.. ya sudahlah.. kalau begitu biar aku saja yang mengantarnya pulang. Lagipula aku juga sudah janji ingin menginap di rumahnya malam ini.”

Shunsuke mulai memapah Jui dan membawanya keluar dari rumah megah Kamijo. Kamijo bisa saja mencegahnya, tapi ia tidak melakukan itu. berurusan dengan murid seperti Shunsuke memang cukup membuatnya kerepotan. Kamijo tahu bahwa tujuan Shunsuke sebenarnya bukan ingin menyerahkan tugas hipotesa. Entah bagaimana.. tapi sepertinya Shunsuke tahu Kamijo membawa si polos Jui ke rumahnya. Dan bersikap seperti seorang hero.. Shunsuke datang berusaha menyelematkannya.

Dasar murid merepotkan..

Sepertinya kau tertarik pada temanmu itu ya..

Kau tidak akan bersikap begini seandainya bukan Jui yang jadi targetku

Benar begitu kan Shunsuke…

Kamijo tersenyum penuh misteri.

Menarik.

Baginya ini semakin menarik.

===555===

Nyambung…

Yak segini duluw… ^^

Comments
  1. stackedvomit says:

    fuuh~ perasaan klo Keka ngeblog di wordpress hasil tulisannya kok gak rapi ya… gak kayak di multi 😦

Leave a comment